Minggu, 04 September 2011

pengertian rematik...teruntuk abahq tercinta...

Rematik atau Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian. Selain menyerang persendian, penyakit rematik juga menyerang otot dan urat.

Penyebab rematik
salah satunya adalah masalah kekebalan tubuh yang berbalik menyerang jaringan persendian. Hal ini mengakibatkan tulang rawan di sekitar sendi menipis dan membentuk tulang baru. Pada saat tubuh digerakkan, tulang-tulang di persendian bersinggungan sehingga memicu rasa nyeri.

Gejala rematik
diataranya: nyeri persendian setelah beraktivitas, nyeri pada saat cuaca berubah dari panas ke dingin, peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendiri, sendi terlihat kemerahan dan terasa panas, sendi kaku di pagi hari, sendi bengkak, gerak terbatas, dan nyeri persendian.
Pengobatan pada penderita rematik secara umum ditujukan untuk menghilangkan / mengurangi rasa nyeri, menghilangkan gejala inflamasi (peradangan), dan mencegah terjadinya deformitas (perubahan bentuk) dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik.

Bagaimana? Sudah cukup paham mengenai penyakit rematik ini? Kalo sudah paham, mari kita bahas
pengobatan untuk rematik. Berikut ini ada beberapa Tips mengobati rematik, tepatnya ramuan tradisional untuk mengobati rematik.
Bahan-bahan :
- Daun Sendok segar (5 lembar)
- Kapur (1 Sendok makan)

Cara Pemakaian:
Campurkan daun sendok segar dengan kapur, kemudian letakan diatas bagian yang sakit, (tebalnya sekitar 5 mm). Ganti ramuan tersebut tiap 1 hari 1 malam.

Obat Tradisional Reumatik 2:
Bahan-bahan :
- Daun Kumis Kucing (4-5 lembar)
- Tanaman Meniran (4-5 buah)
- Air (3 gelas)

Cara Pemakaian:
Rebus semua bahan obat rematik diatas dalam 3 gelas air, hingga tersisa 1,5 gelas. Setelah dingin, minum air ramuan rematik tersebut 3 kali sehari (masing-masing setengah gelas).

Semoga Cara Mengobati Rematik diatas bisa bermanfaat.

Minggu, 03 Juli 2011

biography tajul ulum

Sebelum Indonesia merdeka, Pesanteren Sirojuth Tholibin sudah berdiri. Tepatnya pada tahun 1941, Al Maghfurlah Kiayi Syamsuri Dahlan dari Desa Tlogogedong, Karangawen Demak, didampingi istrinya, Nyai Muslihah Syamsuri dari desa Tanggung, Tanggungharjo Grobogan, putri Kiai Haji Syarqowi, sang guru.

Semula pondok ini hanya mengajarkan kitab-kitab klasik dengan metode sorogan dan bandongan. Tapi, seiring dengan perkembangan jumlah santri yang terus meningkat dari berbagai daerah, maka di bawah naungan Yayasan “Tajul Ulum”, pada tahun 1953 berdirilah Madrasah Diniyyah Awaliyah, tahun 1969 berdiri Madrasah Diniyyah Wustho, tahun 1970 berdiri Madrasah Tsanawiyyah dan tahun 1985 berdiri Madrasah Aliyah.

Pada tanggal 4 Oktober 1988, Simbah Kiai Syamsul Dahlan wafat. Estafet kepemimpinan dilanjutkan putra beliau yang ke-4 dan ke-5 dari lima bersaudara, Kiai Haji Drs. Ahmad Baidlowie Syamsuri, Lc. H (Alumnus Universitas Islam Madinah fak. Hadis) bersama adik kandungnya Kiai Haji Muhammad Anshor Syamsuri (alumnus pesantren asuhan KH. Muslih bin Adurrohman Mranggen, Demak dan KH. Umar bin Abdul Mannan, Solo).

Tahun 1989, pesantren yang sebelumnya hanya khusus putra ini membuka asrama santri putrid ini membuka asrama santri putrid dengan pengasuh ibu Ny. Hj. Maimunah Shofawie (istri KH. Ahmad Baidlowie Syamsuri), alumnus pesantren asuhan KH. Mufid Mas’ud, AH (Yogyakarta), KH. Arwani Amin (Kudus), KH. Bisyri Syansuri (Jombang), dll.

Untuk pengkajian kitab salaf, Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin membuka program Madrasah Muhadloroh Sirojuth Tholibin pada tahun 1998 yang membuka kelas pagi dan pada tahun 2009 membuka kelas malam dengan tenaga pengajar alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Ploso, Sarang, Narukan, dll.

Pondok pesantren ini termasuk kategori pondok pesantren salaf kholaf, sebuah pesantren yang mengakomodir keilmuan klasik dan modern.

Sejak dikelola yayasan, pesantren ini mempunyai misi menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan system salafi dan modern, merunut “Al Muhafasalafi dan modern, merunut “Al Muhafadzoh ‘alal qodimish sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah”. Juga mencetak kader yang berakhlaqul karimah dan berpengetahuan luas serta membekali kader dengan akidah dan syari’at yang benar sesuai dengan pokok ajaran akhlus sunna wal jama’ah an nahdliyyah.

Sementara secara garis besar visinya membuat Pondok Pesantren menjadi lembaga pendidikan pilihan dalam rangka menyiapkan kader yang bermoral baik serta mampu bersaing dalam dunia kekinian.

Maka, pendidikannya pun mengarah langsung pada unsure-unsur pendukung keislaman. Di antaranya tentang Al Qur-an yang dibagi menjadi tiga tingkatan. Pertama, hafalan Al Qur’an. Semua santri baru yang masuk (semua pendidikan) diharuskan mengikuti hafalan surat-surat pendek juz 30 mulai surat Al Fatihah, An Nas sampai dengan surat An Naba’ di tambah dengan bacaan tahiyyat sholat, do’a qunut, dll. Rata-rata program ini selesai antara 1 – 2 tahun (sesuai dengan kemampuan masing-masing santri).

Kedua, Bin Nadzor atau membaca Al Qur’an 30 juz. Setelah selesai program hafalan juz amma dengan melalui tes, bagi yang lulus diharuskan melanjutkan ke tingkatan berikutnya, yaitu bin Nadzor (membaca Al Qur’an 30 juz). TIngkatan ini rata-rata selesai dalam waktu sekitar 2 tahun (sesuai dengan kemampuan masing-masing santri) dan yang ketiga, Bil Ghoib (bagi santri yang mengambil jurusan khusus penghafalan Al Qur’an).

Pesantren juga membuka Madrasah Salaf. Program ini disajikan bagi santri yang ingin berkosentarasi penuh mendalami kitab klasik sesuai penerapan tradisi ulama salaf dengan motto Al Muhafadzoh ‘ala Qodimis Sholih wal Akhdzu bi Jadidil Ashlah.

Juga membuka Madrasah Formal. Pendidikan formal yang terselenggara di lingkungan Ponpes. Sirojuth Thollibin adalah Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah (sederajat dengan SMP dan SMA) di bawah naungan Yayasan Tajul Ulum dengna program jurusan Ilmu Agama Islam, IPA, IPS, dan Bahasa. Bagi santri yang mengikuti pendidikan formal diharuskan mengikuti pembelajaran Madrasah Diniyah Awaliyah / Wustho (sore) atau di Madrasah Muhadloroh (malam).

Khusus tingkat SMA< pesantren membuka Madrasah Muhadloroh Malam. Bagi siswa Madrasah Aliyah yang tidak mengikuti pembelajaran di Madrasah Diniyyah Tajul Ulum diwajibkan mengikuti Madrasah Muhadloroh Malam (masuk pukul 20.30 – 22.30). Untuk masuk Madrasah ini melewati tes seleksi penerimaan, bagi yang tidak diterima masuk, harus masuk ke Madrasah Diniyyah Tajul Ulum.

Begitu program yang ditawarkan mengacu pada visi dan misi yang bila semuanya terpenuhi, dijamin alumnus akan menjadi santri yang terpercaya, sejalan dengan cita-cita pendirinya.

Nawa Ema: Tetap cantik dengan jilbab

Nawa Ema: Tetap cantik dengan jilbab: "Berjilbab Menjadikan Anda Cantik Berhijab itu cantik di mata Allah, walaupun di mata manusia pengumbar pandangan dianggap tidak kelihatan c..."

Kamis, 30 Juni 2011

Biografi UNISSULA

Unissula didirikan oleh Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) pada tanggal 16 Dzulhijjah 1381 H, bertepatan dengan 20 Mei 1962 M, Tiga fakultas telah dibuka yakni Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Pasti Alam. Pada tahun berikutnya didirikan Fakultas Kedokteran (10 Oktober 1963). Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, dan Fakultas Teknik kemudian menggantikan FIPIA dibuka pada tahun berikutnya, bersama dengan semangat untuk meningkatkan pengetahuan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sekarang, Unissula telah berkembang menjadi universitas terkemuka dengan 11 fakultas dan 24 program sarjana (S1) dan 5 program pascasarjana (S2) serta Diploma 3 (D3) Sebagai salah satu Universitas Islam terkemuka di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 48 tahun, Unissula memiliki peran strategis bagi Indonesia dan dunia Islam pada khususnya. Dengan demikian, prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi harus dicapai serta sumber daya manusia yang berkualitas akan terus diciptakan. Menyelenggarakan pendidikan tinggi islam yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal melalui penerapan budaya akademik islami.



Selasa, 28 Juni 2011

My biografi

Khalimah sikhatul M.Lahir di Demak,karangawen pada tanggal 05 mei 1993.
Anak ke tiga dari 3 bersaudara.Dulu pernah sekolah di MI tarbiatus syibyan karangawen,setelah itu di MTs FUTUHIYYAH 2 mranggen demak,setelah itu di MA FUTUHIYYAH 1,5 tahun,setelah itu pndah pondok dan sekolahan ke MA Tajul ulum brabo.Dan sekarang menuntut ilmu di UNISSULA jurusan keperawatan.

Tetap cantik dengan jilbab

Berjilbab Menjadikan Anda Cantik
Berhijab itu cantik di mata Allah, walaupun di mata manusia pengumbar pandangan dianggap tidak kelihatan cantik. “Dengan berjilbab, saya jadi tetap cantik, kan?” begitulah kiranya komentar yang tepat.
Tapi komentar ini pun bisa jadi salah besar. Lho? “Dengan berjilbab, kulit saya kan jadi tertutupi, tidak kepanasan, sehingga tidak menjadi coklat dan kusam. Nah saya kan jadi tambah cantik.” Wah, jika dimaknai seperti itu, amalan berjilbab pun jadi sia-sia.
Memang, ada muslimah yang berhijab dengan niat yang tidak benar. Salah satunya seperti diatas tadi, berhijab untuk menjaga kecantikan kulit. Ada yang berhijab dengan niat menutupi cacat di tubuhnya. Ada pula yang berhijab agar terkesan sebagai wanita shalihah di mata masyarakat.
Niat beramal shalih seharusnya dikembalikan ke jalan yang benar. Ingatlah, sabda Nabi, yang artinya:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijarahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, ia pun akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mungkin saja muslimah yang berniat tidak benar ini akan mendapatkan apa yang ia cari. Mungkin kulitnya memang akan tetap kuning, aib itu tertutupi dan nama baik bakal diperoleh. Tapi tentu saja tidak akan mendapatkan sesuatu yang lebih agung. Yaitu Ridha Allah.
Saya Berjilbab Tapi Tetap Cantik, kan?
Komentar di atas bisa jadi muncul dari seorang muslimah jilbaber. Sekali lagi, komentar di atas perlu di kritisi. Jika wajahnya memang sudah dari dulu cantik, tidak masalah komentar seperti itu. Tapi jika ‘tetap cantik’ ia artikan sebagai tetap bisa tampil cantik di luar rumah dengan pakaian ketat walaupun panjang, bibir berlipstik walaupun berjilbab, maka sama tidak bolehnya dengan yang di atas tadi.
Muslimah yang seperti ini juga menjamur. Jilbab dalam pengertian mereka adalah ‘yang penting pakai kerudung’. Tidak perduli dengan criteria lainnya. Jadilah mereka jilbaber gaul yang kerudungnya mini, pakaiannya ketat, kakinya pun pake celana panjang sempit.
Walaupun niatnya sudah benar karena Allah, namun jilbab yang ia kenakan seperti itu, tetap saja belum sempurna.
Amal ibadah akan sempurna jika ada dua syarat, yaitu niatnya benar karena Allah, dan yang kedua sesuai dengan syariat.
Berikut ini ketentuan hijab yang syar’i:
  • Jilbab itu longgar, sehingga tidak memvisualisasikan lekuk-lekuk tubuh
  • Tebal, sehingga tidak kelihatan sedikitpun bagian tubuhnya, warna kulitnya misalnya.
  • Tidak memakai wangi-wangian
  • Tidak meniru model pakaian wanita kafir.
  • Tidak memilih warna kain yang mencolok, sehingga menjadi pusat perhatian orang.
  • Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Semua muslimah -yang cantik sejak lahir ataupun tidak- harus mempercantik dirinya sesuai dengan syariat. Jika sudah mengamalkan, jadikanlah kenikmatan yang Allah berikan itu selalu dijaga, tidak diobral layaknya barang murahan. Wallahu a’lam

Tetap cantik dengan jilbab

Berjilbab Menjadikan Anda Cantik
Berhijab itu cantik di mata Allah, walaupun di mata manusia pengumbar pandangan dianggap tidak kelihatan cantik. “Dengan berjilbab, saya jadi tetap cantik, kan?” begitulah kiranya komentar yang tepat.
Tapi komentar ini pun bisa jadi salah besar. Lho? “Dengan berjilbab, kulit saya kan jadi tertutupi, tidak kepanasan, sehingga tidak menjadi coklat dan kusam. Nah saya kan jadi tambah cantik.” Wah, jika dimaknai seperti itu, amalan berjilbab pun jadi sia-sia.
Memang, ada muslimah yang berhijab dengan niat yang tidak benar. Salah satunya seperti diatas tadi, berhijab untuk menjaga kecantikan kulit. Ada yang berhijab dengan niat menutupi cacat di tubuhnya. Ada pula yang berhijab agar terkesan sebagai wanita shalihah di mata masyarakat.
Niat beramal shalih seharusnya dikembalikan ke jalan yang benar. Ingatlah, sabda Nabi, yang artinya:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijarahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, ia pun akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mungkin saja muslimah yang berniat tidak benar ini akan mendapatkan apa yang ia cari. Mungkin kulitnya memang akan tetap kuning, aib itu tertutupi dan nama baik bakal diperoleh. Tapi tentu saja tidak akan mendapatkan sesuatu yang lebih agung. Yaitu Ridha Allah.
Saya Berjilbab Tapi Tetap Cantik, kan?
Komentar di atas bisa jadi muncul dari seorang muslimah jilbaber. Sekali lagi, komentar di atas perlu di kritisi. Jika wajahnya memang sudah dari dulu cantik, tidak masalah komentar seperti itu. Tapi jika ‘tetap cantik’ ia artikan sebagai tetap bisa tampil cantik di luar rumah dengan pakaian ketat walaupun panjang, bibir berlipstik walaupun berjilbab, maka sama tidak bolehnya dengan yang di atas tadi.
Muslimah yang seperti ini juga menjamur. Jilbab dalam pengertian mereka adalah ‘yang penting pakai kerudung’. Tidak perduli dengan criteria lainnya. Jadilah mereka jilbaber gaul yang kerudungnya mini, pakaiannya ketat, kakinya pun pake celana panjang sempit.
Walaupun niatnya sudah benar karena Allah, namun jilbab yang ia kenakan seperti itu, tetap saja belum sempurna.
Amal ibadah akan sempurna jika ada dua syarat, yaitu niatnya benar karena Allah, dan yang kedua sesuai dengan syariat.
Berikut ini ketentuan hijab yang syar’i:
  • Jilbab itu longgar, sehingga tidak memvisualisasikan lekuk-lekuk tubuh
  • Tebal, sehingga tidak kelihatan sedikitpun bagian tubuhnya, warna kulitnya misalnya.
  • Tidak memakai wangi-wangian
  • Tidak meniru model pakaian wanita kafir.
  • Tidak memilih warna kain yang mencolok, sehingga menjadi pusat perhatian orang.
  • Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Semua muslimah -yang cantik sejak lahir ataupun tidak- harus mempercantik dirinya sesuai dengan syariat. Jika sudah mengamalkan, jadikanlah kenikmatan yang Allah berikan itu selalu dijaga, tidak diobral layaknya barang murahan. Wallahu a’lam