Minggu, 03 Juli 2011

biography tajul ulum

Sebelum Indonesia merdeka, Pesanteren Sirojuth Tholibin sudah berdiri. Tepatnya pada tahun 1941, Al Maghfurlah Kiayi Syamsuri Dahlan dari Desa Tlogogedong, Karangawen Demak, didampingi istrinya, Nyai Muslihah Syamsuri dari desa Tanggung, Tanggungharjo Grobogan, putri Kiai Haji Syarqowi, sang guru.

Semula pondok ini hanya mengajarkan kitab-kitab klasik dengan metode sorogan dan bandongan. Tapi, seiring dengan perkembangan jumlah santri yang terus meningkat dari berbagai daerah, maka di bawah naungan Yayasan “Tajul Ulum”, pada tahun 1953 berdirilah Madrasah Diniyyah Awaliyah, tahun 1969 berdiri Madrasah Diniyyah Wustho, tahun 1970 berdiri Madrasah Tsanawiyyah dan tahun 1985 berdiri Madrasah Aliyah.

Pada tanggal 4 Oktober 1988, Simbah Kiai Syamsul Dahlan wafat. Estafet kepemimpinan dilanjutkan putra beliau yang ke-4 dan ke-5 dari lima bersaudara, Kiai Haji Drs. Ahmad Baidlowie Syamsuri, Lc. H (Alumnus Universitas Islam Madinah fak. Hadis) bersama adik kandungnya Kiai Haji Muhammad Anshor Syamsuri (alumnus pesantren asuhan KH. Muslih bin Adurrohman Mranggen, Demak dan KH. Umar bin Abdul Mannan, Solo).

Tahun 1989, pesantren yang sebelumnya hanya khusus putra ini membuka asrama santri putrid ini membuka asrama santri putrid dengan pengasuh ibu Ny. Hj. Maimunah Shofawie (istri KH. Ahmad Baidlowie Syamsuri), alumnus pesantren asuhan KH. Mufid Mas’ud, AH (Yogyakarta), KH. Arwani Amin (Kudus), KH. Bisyri Syansuri (Jombang), dll.

Untuk pengkajian kitab salaf, Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin membuka program Madrasah Muhadloroh Sirojuth Tholibin pada tahun 1998 yang membuka kelas pagi dan pada tahun 2009 membuka kelas malam dengan tenaga pengajar alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Ploso, Sarang, Narukan, dll.

Pondok pesantren ini termasuk kategori pondok pesantren salaf kholaf, sebuah pesantren yang mengakomodir keilmuan klasik dan modern.

Sejak dikelola yayasan, pesantren ini mempunyai misi menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan system salafi dan modern, merunut “Al Muhafasalafi dan modern, merunut “Al Muhafadzoh ‘alal qodimish sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah”. Juga mencetak kader yang berakhlaqul karimah dan berpengetahuan luas serta membekali kader dengan akidah dan syari’at yang benar sesuai dengan pokok ajaran akhlus sunna wal jama’ah an nahdliyyah.

Sementara secara garis besar visinya membuat Pondok Pesantren menjadi lembaga pendidikan pilihan dalam rangka menyiapkan kader yang bermoral baik serta mampu bersaing dalam dunia kekinian.

Maka, pendidikannya pun mengarah langsung pada unsure-unsur pendukung keislaman. Di antaranya tentang Al Qur-an yang dibagi menjadi tiga tingkatan. Pertama, hafalan Al Qur’an. Semua santri baru yang masuk (semua pendidikan) diharuskan mengikuti hafalan surat-surat pendek juz 30 mulai surat Al Fatihah, An Nas sampai dengan surat An Naba’ di tambah dengan bacaan tahiyyat sholat, do’a qunut, dll. Rata-rata program ini selesai antara 1 – 2 tahun (sesuai dengan kemampuan masing-masing santri).

Kedua, Bin Nadzor atau membaca Al Qur’an 30 juz. Setelah selesai program hafalan juz amma dengan melalui tes, bagi yang lulus diharuskan melanjutkan ke tingkatan berikutnya, yaitu bin Nadzor (membaca Al Qur’an 30 juz). TIngkatan ini rata-rata selesai dalam waktu sekitar 2 tahun (sesuai dengan kemampuan masing-masing santri) dan yang ketiga, Bil Ghoib (bagi santri yang mengambil jurusan khusus penghafalan Al Qur’an).

Pesantren juga membuka Madrasah Salaf. Program ini disajikan bagi santri yang ingin berkosentarasi penuh mendalami kitab klasik sesuai penerapan tradisi ulama salaf dengan motto Al Muhafadzoh ‘ala Qodimis Sholih wal Akhdzu bi Jadidil Ashlah.

Juga membuka Madrasah Formal. Pendidikan formal yang terselenggara di lingkungan Ponpes. Sirojuth Thollibin adalah Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah (sederajat dengan SMP dan SMA) di bawah naungan Yayasan Tajul Ulum dengna program jurusan Ilmu Agama Islam, IPA, IPS, dan Bahasa. Bagi santri yang mengikuti pendidikan formal diharuskan mengikuti pembelajaran Madrasah Diniyah Awaliyah / Wustho (sore) atau di Madrasah Muhadloroh (malam).

Khusus tingkat SMA< pesantren membuka Madrasah Muhadloroh Malam. Bagi siswa Madrasah Aliyah yang tidak mengikuti pembelajaran di Madrasah Diniyyah Tajul Ulum diwajibkan mengikuti Madrasah Muhadloroh Malam (masuk pukul 20.30 – 22.30). Untuk masuk Madrasah ini melewati tes seleksi penerimaan, bagi yang tidak diterima masuk, harus masuk ke Madrasah Diniyyah Tajul Ulum.

Begitu program yang ditawarkan mengacu pada visi dan misi yang bila semuanya terpenuhi, dijamin alumnus akan menjadi santri yang terpercaya, sejalan dengan cita-cita pendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar